Surat Ibrani berasal dari seorang Yahudi Kristen yang tidak meyebutkan nama, tapi dari pemaparan tulisannya sangat nampak sebagai seorang yang sangat paham Perjanjian Lama, khususnya Taurat.
Karena itu penjelasan tentang pokok – pokok iman Kristen selalu dilihat dalam keterikatannya dengan tradisi Iman dalam Perjanjian Lama (Israel, Ibrani, Yahudi), yang dijadikan sebagai awal atau persiapan untuk menunju pada kebenaran yang diwujudkan dalam Perjanjian Baru melalui Yesus Kristus, dengan demikian theologia Paulus yang memahami bahwa manusia selamat hanya oleh Anugerah, dan Hukum Taurat tidak dapat menyelamatkan.
Tapi bagi penulis Ibrani, Taurat dilihat sebagai persiapan menuju kebanaran Perjanjian Baru di dalam Tuhan Yesus Kristus, di mana Tuhan Yesus di sebut sebagai Imam Besar. Imam Besar PL terbatas fungsinya tapi Imam Besar PB sempurna adanya, karena dialah Juruselamat.
Jemaat, yang menjadi tujuan surat ini adalah orang Kristen berlatarbelakang agama Yahudi, yang sementara diperhadapkan dengan penderitaan yang cukup berat dan mereka mengalami kekecewaan duniawi yang tampak, karena mereka miskin pemahaman iman, sekalipun mereka sudah menjadi Kristen tapi pertumbuhan mereka lambat dan kurang tajam melihat perbedaan etis rohani. Dan akibatnya ada yang telah murtad, sedangkan yang masih tersisa tidak lagi bersemangat, tidak memperhatikan teladan Iman dari para pendahulu, dan tidak menghormati para pemimpin, sehingga mereka mudah sekali terpengaruh dengan ajaran – ajaran lain.
Dalam situasi ini maka Penulis Ibrani memberikan peneguhan, nasihat – nasihat, motivasi dan pengharapan di dalam Yesus Kristus supaya mereka bersemangat dan memiliki iman yang dinamis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar