MAZMUR 8:1-10 - MANUSIA ADALAH MAHLUK YANG PALING MULIA
Wajahmu mungkin tidak begitu cakap, cantik atau ganteng, tapi cobalah cari orang lain yang persis seperti anda. Pasti tidak ada! Tak seorangpun memiliki ujung jari yang persis seperti ujung jarimu, sekalipun hanya ada 8 jenis pola dasar sidik jari (lengkung biasa, lengkung berujung lancip, ikal, <kiri dan kanan>, ikal ganda, gelungan biasa, ikal bergelung, tak teratur). Para ahli dapat mengenali seseorang dengan mempelajari lengkung-lengkung sidik jari orang itu. Kini para pakar/ sarjana dapat mengenali orang dengan menggunakan “sidik suara”. Setiap orang memiliki pola gelombang energi yang berbeda. Pola itu tetap, baik waktu orang itu berbisik, berteriak atau berbicara dengan mulut penuh kelereng. Anda hanya salah satu dari kira-kira 3 bilyun manusia dibumi, namun Allah telah menciptakan kau lain daripada yang lain. Mazmur 139:14 mengatakan : “ Aku bersyukur kepadaMu oleh karena kejadianku ajaib; ajaib yang Kau buat, dan jiwaku benar-benar menyadarinya”. Benarkah manusia mensyukuri hidupnya? Dengan alasan tertentu, ada orang yang merasa kesulitan untuk menerima keberadaan dirinya, hingga kadang menyesali keberadaan hidupnya.
Mazmur 8 merupakan nyayian syukur atas kasih anugerah Allah yang besar atas manusia. Manusia ditempatkan Allah pada kedudukan yang sangat istimewa. Ia diciptakan menurut gambar (Ibr. Tselem) dan rupa (Ibr. Demut) si Pencipta (Kej 1:26). Tselem adalah ukiran atau patung yang diukir menurut gambar sang Pencipta, sedangkan Demut adalah keserupaan. Maksud Allah menciptakan manusia menurut gambar dan rupanya adalah : mendudukkan dan memberi mandat kepada manusia sebagai wakilNya di dunia ini untuk menguasai/ memerintah seluruh alam semesta dalam tanggungjawab Allah sendiri sebagai pemberi mandat (bdk ay 7-9). Mandat untuk menguasai/memerintah bukanlah untuk merusak tapi untuk mengelolah secara bertanggungjawab demi kesejahteraan manusia itu sendiri. Selain itu kesegambaran manusia dengan Allah juga melukiskan hubungan yang khusus antara Allah dan manusia, hubungan ini memungkinkan Allah dapat berfirman kepada manusia, melakukan /mengikat perjanjian dengannya dan sebaliknya pula , manusia dapat berkomunikasi dengan Allah.Dengan demikian gambar yang dimaksudkan ini bukan gambar yang mati/ patung ukiran, tetapi patung yang dihidupkan oleh Allah, karena Allah hidup, sebab itu mansuia disebut juga mahluk hidup (bdk Kej 1:7). Oleh sebab itu hendaknya manusia menyadari tentang kedudukannya itu, dan jangan sampai juga menyalahgunakannya. Jangan sampai manusia menganggap dirinya sama seperti sang Pencipta sebab hal inilah yang membuat manusia jatuh dalam jurang dosa. Tetap ada batasan yang sangat jelas antara manusia, sebagai ciptaan dengan Allah sebagai pencipta. Sebagai mahluk yang paling mulia,manusia seharusnya juga mampu menampakkan sifat-sifat yang mulia sebagaimana yag dimiliki oleh Penciptanya. Sifat-sifat mulia itu tentu beraneka, diantaranya mampu mensyukuri kebesaran kuasa Allah yang nyata dalam hidupnya, lingkungan dan alam semesta. Selain itu juga mampu memanfaatkan apa yang telah diciptakan Allah bagi dirinya secara bertanggungjawab.
Dalam mazmur ini terlukis ungkapan syukur raja Daud kepada Allah atas kuasaNya yang sangat besar, yang tampak dalam alam semesta. Ketika Daud menatap kelangit diwaktu malam, ia melihat bulan dan bintang-bintang. Ia menyadari betapa kecilnya manusia dimata Tuhan sang Pencipta. Namun sang Pencipta telah mengangkat dan mendudukkan manusia selaku ciptaan yang paling mulia. Oleh dosa, citra manusia yang mulia mejadi rusak dan hancur. Namun oleh kebesaran kasih Allah melalui Yesus Kristus, manusia yang “lama” (berdosa) disucikan dan dikuduskan sehingga menjadi manusia yang “baru” (hidup dalam kasih karunia Allah). Manusia yang hidup dalam kasih karunia Allah inilah yang senantiasa menyatakan syukur kepada Allah. Sebab ia yang kecil, debu adanya, telah dibuat berharga dimata Allah.
Terpilih Tuhan....
BalasHapusterimakasih buat renungannya...
BalasHapusTetap bersyukur dan bertanggungjawab atas mandat yg Tuhan sdh percayakan GI kita. Amin
BalasHapus