harapkan

TEMA KGPM : YESUS KRISTUS DALAM KEBANGSAAN, KEBANGSAAN DALAM YESUS KRISTUS -- TEMA PGI : TUHAN MENGANGKAT KITA DARI SAMUDERA RAYA -- HARAPKAN YANG TERBAIK DARI TUHAN DAN LAKUKAN YANG TERBAIK DARI TUHAN -- BY CHRIST FOR CHRIST

Galery of Mesias

Kgpm_Mesias_Ranomut's  album on Photobucket

Selasa, 10 Januari 2012

“JANGAN BUTA POLITIK” - Yeremia 29:1-14


Tidak dapat dipungkiri bahwa suhu politik  semakin terasa memanas, berbagai nuansa politik semakin marak dilakukan. Iklan-iklan politik setiap hari ditayangkan di berbagai chanel TV. Dan bermacam-macam spanduk di pasang diberbagai tempat.
Dalam keadaan seperti itu, mungkin ada warga Gereja yang berkata, “Ngapain Khotbah membahas tentang Politik”, apa nggak ada bahan lain??..
Untuk apa Gereja mengurus politik, bukanlah tugas Gereja mengurus tugas panggilannya untuk bersekutu, bersaksi, dan melayani. Pertanyaan-pertanyaan ini ada benarnya, tapi tidak sepenuhnya benar, mengapa begitu??...
Karena ada alasannya, Apa itu?.. Jawabannya tentu saja berita FIRMAN TUHAN … yang saat ini sedang kita renungkan.
Bapak, Ibu dan saudara-i, surat Yeremia kepada orang-orang buangan di Babel yang beritanya kit abaca saat ini sarat dengan nuansa politik. Surat ini memiliki daya tarik tersendiri bagi banyak orang karena berbicara mengenai isu-isu yang dekat dengan pengalaman hidup sehari-hari. Surat yang sarat akan hikmat dan nasihat praktis berkaitan dengan urusan politik. Dan kita akan mendalaminya lewat renungan hari ini. Dalam bagian pembukaan surat Yeremia ini. Dalam bagian pembukaan surat Yeremia, minatnya akan politik sudah mulai nampak. Suratnya dialamatkan kepada tua-tua di antara orang buangan, kepada imam-imam, kepada nabi-nabi dan kepada seluruh rakyat yang telah diangkut ke dalam pembuangan oleh Nebukadnesar dari Yerusalem ke babel (ay.1). Ungkapan-ungkapan ini menunjukan bahwa orang-orang yang menjadi alamat suratnya punya sangkut paut dengan urusan politik. Dan keberadaan mereka disana juga berkaitan dengan kebijakan politik dari Nebukadnesar, Raja yang berkuasa secara politik pada waktu itu.
Lebih lanjut, inti dari isi suratnya adalah masalah politik Karena berbicara tentang kesejahteraan. Bukanlah istilah kesejahteraan berkaitan erat dengan politik?. Naskah Ibrani berarti misi dari orang-orang buangan itu adalah mendatangkan Syalom bagi masyarakat setempat. Dan karena itu Yeremia berujar “Usahakanlah kesejahteraan kota ke mana kamu Aku buang dan berdoalah untuk kesejahteraan kota itu, sebab kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu” (ay.7)
Saudara-saudara jamaat Tuhan. Surat Yeremia ini bukanlah surat yang ia tulis dan dikirim karena kemauannya sendiri. Apa yang diungkapkan dalam suratnya bukanlah opini pribadinya, melainkan Firman Tuhan semesta alam. Atas dasar pemahaman itulah Yeremia berkata, “beginilah Firman Tuhan” (ay. 4,8,10). Pengulangan ‘beginilah Firman Tuhan sampai tiga kali memberi petunjuk yang jelas bahwa isi suratnya adalah sungguh Firman Tuhan. Bukan basa-basi dari sang nabi. Dan berita itu disampaikan dalam rangka memberi pengharapan kepada umat, bahwa masa depan mereka ada dalam rancangan Tuhan. Suatu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan (ay. 11). Akan tetapi perwujudan dari rancangan Tuhan berada dalam kuasa dan penentuan Tuhan. Mengenai waktunya hanya Tuhan yang menentukan. Dan dalam menanti masa penggenapan itu umat diminta untuk bersabar, rajin bekerja dan membina hubungan baik dengan semua orang yang ada di sekitar mereka.
Bertitik tolak dari hal-hal diatas, maka jelalah sudah bahwa
Umat Tuhan terpanggil untuk berpolitik. Kita tidak boleh mencap dunia politik sebagai dunia yang kotor, jahat dan tabuh. Memang tidak perlu kita semua menjadi politikus. Dan Gereja tidak boleh berubah menjadi lembaga politik. Akan tetapi setiap warga gereja yang terpanggil untuk terlibat dalam urusan politik. Oleh karena itu
Jangan kita menjadi orang yang buta politik. Mengapa? Sebab pada hakikatnya politik itu bagaikan pisau bermata dua. Bisa dipakai untuk kebaikan demi mewujudkan kesejahteraan masyarakat tapi bisa juga dipergunakan untuk kejahatan hanya demi menggapai kekuasaan.
Pengendalinya hanya satu yakni iman. Oleh sebab itu, Gereja terpanggil untuk memberi pendidikan politik yang sehat dan cerdas bagi setiap warganya, agar kita semua sebagai warga Gereja berperan aktif dalam urusan politik. Dan sekaligus agar kita sebagai warga Negara mengambil bagian secara bertanggung jawab demi mewujudkan kesejahteraan bersama. Amin.. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar