Pembebasan ini (dalam Kel 3:1-22) bertolak dari janji Tuhan kepada Bapa leluhur yaitu Abraham seperti dalam Kej 12:2. namun umat yang dijanjikan berkat itu ternyata mengalani sesuatu yang sangat sulit yaitu menderita, siksa, menjadi bangsa yang diperbudak dan dijajah ditanah mesir oleh kekuasaan Raja Mesir selama 450 Tahun. Mereka menderita secara utuh, disiksa secara fisik dan jauh ke dalam penyembahan berhala. Dalam penderitaan ini Tuhan memperhatikan penderitaan mereka sehingga Tuhan menggerakkan hati mereka untuk berseru kepada Tuhan. Perhatian Tuhan ini melahirkan konsep pembebasan atau kemerdekaan Tuhan bagi umatnya. Dalam rangka pembebasan ini Tuhan melibatkan umatnya, tetapi bukan menurut konsep manusia melainkan menurut Tuhan, bahwa Tuhan bebas untuk memilih manusia untuk dilibatkan dalam rancangannya dalam rangka menghadirkan damai sejahtra. Untuk maksud itu Tuhan memanggil dan mengutus Musa menyampaikan berita pembebasan itu kepada Firaun, dengan maksud agar umatnya dapat beribadah kepada Tuhan sekaligus dapat melaksanakan kehendak Tuhan. Berarti pembebasan disini adalah pembebasan yang diprakarsai oleh Tuhan dan dilaksanakan oleh Tuhan dengan melibatkan manusia didalamnya. Dalam hal ini pula, Musa melibatkan semua potensi yang ada yaitu mengumpulkan para tua-tua Israel
Musa menyadari ketidakmampuan dan keterbatasannya, hingga timbul kekhawatiran, cemas dan ragu pada rancangan panggilan dan pengutusan Tuhan.
Dalam melaksanakan tugas yang berat, besar dan mulia, betapa pentingnya kerjasama dan kekompakkan itu, betapa diharapkan adanya pemberdayaan tiap-tiap potensi yang ada untuk saling mendukung mewujudkan harapan. Apalagi jika muncul keraguan, merasa tidak mampu dan merasa tidak akan berarti, maka apa yang hendak diwujudkan akan menjadi beban, kuk yang berat dan akan menghambat munculnya motivasi-motivasi yang positif untuk maju.
Kita terpanggil dan diutus untuk terus berkarya seperti halnya Israel
Tidak ada komentar:
Posting Komentar